Jakarta, Majalahjakarta.com – Fenomena ombak kotak atau cross sea menjadi perhatian serius dunia kelautan. Ombak ini terbentuk akibat dua sistem gelombang yang saling bertabrakan dari arah berbeda, membentuk pola kotak di permukaan laut. Meski indah dari udara, gelombang kotak menyimpan ancaman besar bagi kapal, nelayan, dan wisatawan yang kurang waspada.
Fenomena ombak kotak adalah gejala alam yang muncul ketika angin dari dua arah berbeda menciptakan gelombang yang saling bersilangan. Ketika kedua gelombang itu bertemu, terbentuklah pola persegi atau kotak di permukaan laut. Meski terlihat menakjubkan, kondisi ini sangat berbahaya karena arus menjadi sulit diprediksi, kapal bisa oleng, dan aktivitas berenang menjadi berisiko tinggi.
Seorang netizen pernah menuliskan kesaksiannya tentang pengalaman menghadapi ombak kotak. Ia mengatakan, “Saat itu saya berada di atas kapal kecil. Ombak datang dari dua arah sekaligus, kapal terombang-ambing tanpa kendali, dan rasa panik membuat semua orang berdoa keras-keras. Dari atas, mungkin ombak ini indah, tapi dari dalam lautan, rasanya seperti perangkap maut.”
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut laporan BBC pada 15 November 2021, fenomena ombak kotak kerap terjadi di Samudra Atlantik, khususnya di sekitar Pulau Île de Ré, Prancis. Kawasan itu menjadi destinasi wisata yang ramai, namun pihak berwenang selalu memperingatkan wisatawan agar tidak berenang ketika pola ombak kotak terlihat jelas dari udara. Hal ini karena pusaran arus yang terbentuk dapat menyeret perenang ke tengah laut dalam hitungan detik.
National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) juga menegaskan dalam publikasinya pada 2020 bahwa gelombang silang ini termasuk kategori sea state yang berbahaya. Kapal nelayan kecil menjadi pihak paling rentan karena konstruksinya yang tidak dirancang menghadapi tekanan dari dua arah sekaligus.
Kecelakaan nyata akibat gelombang kotak tercatat dalam laporan The Guardian pada 3 Februari 2019, ketika sebuah kapal feri kecil di Portugal nyaris terbalik setelah dihantam gelombang silang di lepas pantai Azores. Penumpang melaporkan bahwa air laut masuk ke dalam dek kapal, sementara nakhoda kesulitan menjaga keseimbangan. Meski tidak ada korban jiwa, belasan orang mengalami luka-luka dan trauma mendalam.
Laporan CNN pada 12 Mei 2017 juga menyebutkan sebuah kapal pesiar wisata di lepas pantai Selandia Baru sempat kehilangan kendali beberapa menit akibat dihantam gelombang silang. Kapal itu berayun keras ke kiri dan kanan, membuat barang-barang di dalam kapal berjatuhan. Beberapa penumpang mengalami patah tulang akibat terbanting. Kru kapal mengaku fenomena itu datang tiba-tiba, tanpa peringatan yang jelas dari radar.
Fenomena ini memperlihatkan betapa laut tidak pernah bisa diprediksi sepenuhnya. Data European Space Agency (ESA) melalui citra satelit pada 2018 menunjukkan bahwa area dengan ombak kotak paling sering terjadi berada di Samudra Atlantik Utara dan sebagian Laut Mediterania. Satelit mampu menangkap pola kotak yang simetris di permukaan laut, menjadi bukti ilmiah sekaligus peringatan bagi navigasi maritim.
Dalam konteks Indonesia, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga memberikan perhatian terhadap fenomena ini. Meski relatif jarang muncul di perairan Nusantara, pola serupa bisa terbentuk di sekitar laut lepas yang terhubung dengan Samudra Hindia, terutama saat perubahan musim. Nelayan diminta untuk lebih berhati-hati dan memperhatikan peringatan dini sebelum melaut.
Para ilmuwan menyebut ombak kotak sebagai contoh nyata betapa indahnya alam sekaligus mematikan. Pola kotak yang memesona dari ketinggian justru menjadi tanda bahaya di permukaan laut. Kesadaran publik, kewaspadaan nelayan, dan kesiapan otoritas maritim menjadi kunci untuk mencegah tragedi.
Fenomena ombak kotak adalah pengingat bahwa laut adalah ruang penuh misteri. Di balik keelokannya tersimpan kekuatan yang bisa menantang manusia, kapan saja, tanpa peringatan. Sebab itu, setiap perjalanan di lautan bukan sekadar wisata atau rutinitas, tetapi juga pertaruhan hidup yang menuntut kesiapan, ilmu, dan kehati-hatian. (Dwi TH)