Ungaran Semarang, Majalahjakarta.com – Kegiatan KKN ini resmi dimulai pada Selasa (7/10/2025) di halaman Kantor Bupati Semarang, Ungaran. Upacara penerimaan mahasiswa dipimpin Wakil Bupati Hj. Nur Arifah yang hadir mewakili Bupati H. Ngesti Nugraha. Dalam sambutannya, Bupati menegaskan pentingnya peran inovasi masyarakat dalam mempercepat pembangunan desa.
“Inovasi yang tumbuh dari kebutuhan dan potensi nyata masyarakat akan menjadi pondasi penting bagi desa yang berdaya,” ujar Bupati dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Wabup.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Kepala Pusat Pengembangan KKN Unnes, Edi Kurniawan, menjelaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar praktik lapangan mahasiswa, melainkan bentuk nyata sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan masyarakat. Mahasiswa Unnes akan disebar ke 82 desa di tujuh kecamatan, termasuk Kecamatan Susukan yang menjadi lokasi prioritas pengembangan ekonomi sirkular.
“Dari hasil survei awal, kami menemukan potensi besar di bidang pengolahan sampah yang bisa dikembangkan menjadi program ekonomi sirkular di beberapa desa di Kecamatan Susukan,” terang Edi. Ia menambahkan, hasil inovasi mahasiswa nantinya akan dipresentasikan untuk mendukung Kabupaten Semarang dalam ajang Government Innovation Award.
Selain pengelolaan sampah, mahasiswa juga akan membantu masyarakat memperbaiki proses pengeringan biji kopi yang selama ini masih dilakukan secara manual. Menurut Edi, peningkatan kualitas pengolahan pascapanen dapat mendongkrak nilai jual dan memperkuat perekonomian desa. “Kami ingin mahasiswa hadir sebagai katalis yang mendorong perubahan nyata di lapangan,” ujarnya.
Para mahasiswa yang terlibat dalam program KKN ini berasal dari sembilan fakultas dan 142 program studi di Unnes. Mereka akan menjalankan kegiatan hingga akhir November mendatang. Selama di desa, mahasiswa akan memetakan potensi, mengidentifikasi permasalahan, dan menawarkan solusi inovatif yang relevan dengan kebutuhan lokal.
Wakil Bupati Hj. Nur Arifah menyambut baik langkah kolaboratif tersebut. Ia menilai, keterlibatan mahasiswa dalam pembangunan desa mampu menghadirkan energi baru bagi masyarakat. “Kami menyambut para mahasiswa dengan penuh harapan. Semoga mereka menjadi jembatan pengetahuan dan inspirasi bagi desa-desa di Kabupaten Semarang,” tuturnya.
Menurut Edi, keberhasilan program ini sangat bergantung pada kemitraan yang solid antara mahasiswa, pemerintah desa, dan warga setempat. Ia optimistis, penerapan ekonomi sirkular dapat menjadi pintu masuk menuju desa yang mandiri dan berkelanjutan. “Konsep ini bukan sekadar teori, tapi strategi nyata untuk mengubah limbah menjadi nilai ekonomi,” jelasnya.
Dengan semangat konservasi dan inovasi, kehadiran mahasiswa Unnes di Susukan dan wilayah sekitarnya diharapkan mampu melahirkan perubahan yang berarti. Pengolahan sampah bukan lagi sekadar urusan kebersihan lingkungan, melainkan gerakan ekonomi baru yang menumbuhkan kemandirian desa.
KKN Unnes kali ini menjadi cerminan komitmen perguruan tinggi terhadap pembangunan berkelanjutan. Melalui ekonomi sirkular, mahasiswa tidak hanya belajar dari masyarakat, tetapi juga menjadi bagian dari solusi yang memperkuat masa depan desa hijau dan berdaya saing di Kabupaten Semarang.
Dwi Taufan Hidayat

















