Delapan Sifat Air Dalam Nilai Budaya Sunda

- Penulis

Selasa, 4 November 2025 - 08:18

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Spread the love

Bandung, Majalahjakarta.com – Bagi leluhur Sunda, air bukan sekadar unsur alam yang menghilangkan dahaga. Air dipandang sebagai anugerah Ilahi yang menyimpan makna spiritual dan filosofi kehidupan. Dalam pandangan kosmologis Sunda, air memiliki karakter luhur-bening, bijaksana, dan suci-sebagaimana sifat Sang Pencipta yang menjadi sumber segala kehidupan.

Konsep ini terwujud dalam istilah Tirta Amerta, yang secara harfiah berarti air kehidupan atau air anti kematian. Tirta Amerta dimaknai sebagai simbol kesucian, kemurnian, dan berkah abadi yang menegaskan hubungan harmonis antara manusia, alam, dan Tuhan. Dalam mitologi Sunda, air hujan disebut sebagai berkah para dewa, pembawa kesuburan dan kelestarian semesta.

Lebih dalam lagi, falsafah Tirta Amerta juga merefleksikan penghormatan terhadap perempuan sebagai Ambu, sosok pemberi kehidupan dan penjaga keseimbangan alam. Dengan demikian, air dalam pandangan Sunda bukan hanya unsur biologis, melainkan juga cermin spiritualitas dan kearifan ekologi yang diwariskan turun-temurun.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT


Fhoto: Bekasi 2025, JPNN.com
Bagaimana jika air kembali menghapus peradaban kita?
Banjir besar bisa saja terulang, bukan karena murka air, melainkan karena manusia telah jauh dari pemahaman tentang sifat dan karakter air itu sendiri.
Kita tidak lagi bersahabat dengan alam, tidak lagi memahami keseimbangan yang dijaga oleh leluhur.
Waspadalah! Air kini sedang mencari jalannya.

Dalam hakikatnya, air tampak sebagai unsur yang biasa, namun sesungguhnya ia adalah zat yang luar biasa. Air hadir di mana-mana-dalam wujud samudra, danau, sungai, padang es, hingga uap di atmosfer. Sekitar tiga per empat permukaan bumi diselimuti air, dengan total volume mencapai 1.350 juta kilometer kubik, mencakup perairan laut, air tanah, serta uap air di udara.

Banyak ilmuwan berpendapat bahwa awal mula kehidupan di bumi bermula dari samudra purba, tempat unsur-unsur organik pertama kali membentuk sel hidup. Air menjadi sumber dan penopang kehidupan; beberapa organisme mungkin dapat bertahan tanpa udara, tetapi tidak ada kehidupan yang dapat berlangsung tanpa air.

Air telah menjadi saksi sekaligus penggerak lahirnya banyak peradaban besar di bumi. Di sepanjang sejarah, air menghadirkan kehidupan, kemakmuran, dan kebudayaan, namun di sisi lain, ia juga mampu menghancurkan peradaban dengan kekuatannya yang tak tertandingi. Dalam rentang waktu ratusan juta tahun, air berperan sebagai agen perubahan alam paling berkuasa, yang membentuk dan mengukir wajah bumi seperti yang kita kenal hari ini.

Dari langit, air turun sebagai hujan; di bumi, ia mengalir sebagai sungai yang menghidupi kehidupan dan membelah daratan. Air mampu meratakan gunung, menciptakan lembah, mengikis karang yang paling keras, dan mengubah garis pantai melalui gelombang besar yang tak henti bergerak. Air juga menentukan iklim dan kesuburan tanah, menumbuhkan hutan, serta menggerakkan mesin melalui uapnya. Hampir semua proses kehidupan dan produksi di dunia modern bergantung pada keberadaan air.

Secara fisik, air tampak sederhana-tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Namun di balik kesederhanaannya, tersimpan kekuatan dan keunikan ilmiah yang luar biasa. Sebagai senyawa kimia, air berperan sebagai pelarut universal dan sumber energi kimia yang kuat. Ia memiliki sifat yang unik: dapat membeku menjadi padatan, namun es yang terbentuk justru mengapung di atas cairannya sendiri-sebuah anomali alam yang menyelamatkan ekosistem di perairan dingin.

Air juga mampu menyerap dan melepaskan energi panas dalam jumlah besar, menjaga keseimbangan suhu bumi dan kehidupan di dalamnya. Bahkan, dengan segala teknologi modern yang ada, manusia belum mampu memecah atau meniru secara sempurna kestabilan molekul H₂O-gabungan dua atom hidrogen dan satu atom oksigen yang membentuk pelarut semesta, zat paling vital dalam seluruh sistem kehidupan.

Di antara sembilan planet dalam tata surya, hanya bumi yang dikaruniai air dalam jumlah melimpah dan dalam wujud cair. Air menjadi pembeda utama yang menjadikan bumi planet kehidupan. Bayangkan, jika seluruh air di bumi-sekitar 1.360 juta kilometer kubik-ditumpahkan ke wilayah Indonesia, maka seluruh negeri ini akan tenggelam sedalam 148 kilometer di bawah permukaan laut.

Sejarah mencatat, air tidak hanya menjadi sumber kehidupan, tetapi juga penyebab kehancuran banyak peradaban besar. Dari kisah banjir pada masa Nabi Nuh hingga legenda tenggelamnya benua Atlantis, semuanya menggambarkan kekuatan air yang tak dapat dikendalikan manusia. Air memiliki tabiat alami untuk selalu bergerak-tidak pernah benar-benar diam. Bahkan air yang tampak tenang di dalam segelas wadah sesungguhnya tengah bergejolak di tingkat mikrokosmos, di mana molekul-molekulnya terus berinteraksi dan bergerak.

Dalam skala planet, air memainkan peran besar dalam sistem energi dan dinamika bumi. Ia menanggapi tarikan gravitasi, panas matahari, serta gaya rotasi bumi yang kompleks. Air hadir dalam tiga wujud—gas, cair, dan padat-yang terus berubah dan berpindah dalam siklus abadi tanpa henti.

Keunikan terbesar dari air adalah kestabilan jumlahnya. Selama lebih dari tiga miliar tahun, volume air di bumi tidak bertambah dan tidak berkurang. Ia hanya berputar dalam daur kehidupan-digunakan, dibuang, dimurnikan, lalu digunakan kembali. Bahkan tubuh manusia tersusun sekitar 75 persen air, yang terus mengalami siklus alami: keringat menguap menjadi uap, air seni kembali menyatu ke tanah, dan keduanya berputar dalam lingkaran kehidupan yang tak terputus.

Keabadian air menimbulkan pertanyaan mendalam: apakah air telah ada sebelum kehidupan itu sendiri lahir? Sejumlah ilmuwan menduga bahwa air mungkin telah terbentuk sejak awal penciptaan bumi, menjadi medium pertama bagi munculnya kehidupan. Pandangan ini sejalan dengan firman Allah dalam Surah Al-Anbiya’ ayat 30: “Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.”

Air, dengan demikian, bukan sekadar zat kimia bernama H₂O, melainkan unsur suci dan purba-sumber dari segala kehidupan yang ada di alam semesta.

Leluhur Sunda telah lama memahami hakikat air-baik dari sisi ilmu alam maupun dimensi spiritualnya. Mereka mengenali air bukan hanya sebagai unsur kehidupan yang mengalir di alam, tetapi juga sebagai cermin kesadaran diri manusia. Dalam pandangan kearifan lokal Sunda, air memiliki sifat, karakter, dan fungsi yang selayaknya dijadikan teladan dalam kehidupan sehari-hari.

Jika pengetahuan modern menjelaskan air melalui pendekatan ilmiah, maka leluhur Sunda memadukannya dengan filsafat dan spiritualitas. Mereka meyakini bahwa dari sifat air, manusia dapat belajar tentang kerendahan hati, keseimbangan, dan ketenangan batin. Air menjadi simbol kesadaran diri, tempat manusia memahami hakikatnya sebagai makhluk yang seharusnya menyesuaikan diri dengan alam tanpa kehilangan jati diri.

Pemikiran ini dirangkum dalam ajaran yang disebut “Mustikaning Cai”, sebagaimana dijelaskan oleh Ali Sastramidjaja, yang menyatakan:

Cai ngabogaan sababaraha sifat anu bisa dileuyepan.”
(Air memiliki beberapa sifat yang dapat dimengerti dan dihayati)

Ajaran Mustikaning Cai menegaskan bahwa memahami sifat air berarti memahami kehidupan itu sendiri-bahwa kelembutan bukan berarti kelemahan, dan mengalir bukan berarti tanpa arah.

1.BENER (Benar)
Tingkah pari-polah cai tara nista, dina aturan alam bener salawasna, luyu kanu tujuanna, diciptakeuna nyaeta pikeun ngaping kahirupan mahluk sapageusi alam dunya. Sakali waktu cai remen ngelingan ka umat manusia dimana manusia sok kadang ges mo poho kana fitrah alamna. Sangkan baralik deui kana kehidupan anu sabenerna anu bener saluyu jeung aturan hirupna,

Artinya:
Tingkah air tidak nista atau jahat, dalam aturan alam selamanya benar. Diciptakan untuk mendampingi kehidupan semua mahluk seisi dunia. Sekali waktu air akan memberi peringatan pada umat manusia yang sudah lupa pada fitrah alam, agar kembali lagi pada kehidupan yang sebenarnya yang benar, sesuai dengan aturan hidup.

Jika manusia memiliki sifat benar, maka tidak akan melakukan kesalahan. Manusa tidak akan berlaku jahat,nista terhadap dirinya dan mahluk lain. Memahami bahwa manusia sebagai penjaga alam, menjaga kehidupan. Manusia jika tahu hukum kebenaran alam tidak akan membuat merusak di bumi. Nilai kebenaran adalah nilai budi pengerti yang harus di hidupkan dalam jiwa manusia.

2. JUJUR :
Cai tara penyok jeung tara bohong, dimana-mana rupa jeung sifat cai sarua, ngaran terus kana wujud, wujud terus kana rupa, rupa terus kana sifat, sifat terus kana rasa, keur dingaranan es wujudna padet jeung herang, sifatna netep jeung rasana ti’is. Jujurna cai teu pandang tempat jeung kaayaan. Rek dihareupeun manusa, rek dihareupeun sato, oge rek dihareupeun tutuwuhan cai salawasna mintonkeun kajujuran.

Artinya:
Air tidak pernah bohong, dimana-mana bentuk dan sifat air sama, nama lalu ke wujud, wujud lalu ke bentuk, bentuk lalu ke rasa. Air bernama, wujud padat dan bening cair. Sifat tetap dan rasa dingin. Kejujuran air tidak pandang tempat dan keadaan. Di depan manusia, hewan, tumbuhan, selamanya memperlihatkan kejujuran.

Jika manusia memiliki sifat jujur tidak berbohong maka tidak ada keraguan terhadap manusia. Sifat jujur adalah nilai budi pengerti yang harus di miliki manusia .Sifat bohong akan membawa petaka terhadap diri manusia.

3.PINTER (PINTAR)
Kapinteran cai katinggal dina kamampuannana nyesuaikeun kaayaan dirina gumantung kanu alam nu ker disanghareupeunana. Cai oge bisa nerus bumi, ngajambah jumantara, dina alam tiis bisa jadi es, dina alam panas bisa jadi haseup/uap tapi tetep cai bisa ngigelkeun jeung ngigeulan alam sabuderannana, tegesna cai bisa ngangkat sagala pasoalan anu ngahibatkeun ka dirina.

Artinya:
Kepandaian air terlihat dalam kemampuan nya menyesuaikan kondisi dirinya, yang tergantung pada alam yang sedang di hadapinya. Air menyelusup ke dalam bumi, melewati dengan luas pada alam yang dingin, dapat jadi es, dan pada alam panas menjadi asap uap dan mengikuti alam di sekitarnya. Yang pastinya air dapat mengangkat segala persoalan yang melibatkan dirinya.

Jika sifat cerdas di miliki manusia maka manusia tidak mudah di bodohi, manusia harus cerdas dalam berfikir, kecerdasan otak harus di utamakan karena merupakan sumber dasar hasil cipta.

4.KUAT
kakuatan cai anu pilih tanding moal aya anu bisa ditumpurkeun sabab kakuatan cai ngabaju reujeung wujudna, cai sanggup malikeun sapangeusi dayeuh. Cai sanggup ngaratakeun gunung, cai sanggup ngeueum jagat, cai sanggup nyaangan (listrik saalam dunya) jeung sajabana. Aya paribahasa ” tingkaracak ninggang batu laun-laun jadi legok” batu nu sakitu teasna bisa dipahat ku cikaracakna cai anu teu sabaraha teasna. Tapak-tapak cai nembongkeun ka tohagaanna. Beunang jadi bahan tafakuran pikeun jalma nu sok mikir.

Baca Juga:  Gema Indonesia Raya Tiga Stanza: Menyemai Kembali Jiwa Kebangsaan dari Makam WR Soepratman

Artinya:
Kekuatan air yang tidak ada tandingnya, tidak ada yang bisa melemahkan sebab kekuatan air sanggup membalikkan semua isi kota, air sanggup meratakan gunung, air sanggup menenggelamkan jagat, air sanggup menerangi sebagai tenaga listrik seluruh dunia. Ada kata yang menjelaskan bahwa air dapat membuat lubang dengan tetesan yang terus – menerus, batu yang keras dapat di pahat oleh air. Bekas tetesan air dapat di lihat kekuatannya. Hal ini dapat jadi bahan tafakur untuk manusia yang suka berfikir.

Jika sifat kuat dimiliki manusia tidak akan memiliki tubuh yang tidak lemah, semangat, giat dalam melakukan gerak perkerjaan apa saja.

Jika sifat kuat dari air dapat manusia pakai dalam menjalani kehidupan maka manusia tidak akan lemah, sehat, bertenaga baik, badan harus sehat, kuat, mampu membawa barang yang berat dan masalah yang berat dapat di selesaikan. Kekuatan lahir dan batin harus di miliki agar tidak lemah dan semua pekerjaan berat apapun dapat di selesaikan. Sungguh luhur ajaran budi dari sifat air ini.

5.ADIL
Cai ngabogaan sifat adil hartina teu pandang basa, agama jeung bangsa. Utek tonggo walang taga disatung kebing langit disatang karaking jagat. Salarea kabagi walatra tina manfaatna cai. Cai asalna tinu maha kawasa tur maha adil anu ngabogaan sifat adil anu bisa dirasakeun ku sakabeh mahluk.

Artinya:
Air memiliki sifat adil, tidak memandang ucapan, agama, dan bangsa. Tetap melihat seluruh langit dan jagat, semua mendapat bagian dari manfaat air. Air asal dari Tuhan Maha Kuasa dan Adil yang memiliki sifat Tuhan yang dapat di rasakan oleh semua mahluk. Air ibarat Ratu Adil yang yang menghidupkan semua.

Jika manusia dalam menjalani hidup budi baik, dirinya di tumbuhkan sifat adil, maka akan menciptakan sejahtera, aman tidak ada pilih kasih, semua mendapat kasih yang adil. Begitu juga pemimpin jika memili sifat adil rakyat akan merasakan kasih pimpin yang rata tampa membedakan tidak ada yang miskin bertambah miskin. Tapi waspada jika sifat air sudah tidak melihat keadilan di muka bumi ini, maka air akan menjadi pengadilan yang seadil-adilnya.

6.WANI (BERANI)
Wani nu ngandung harti teu mundur dina sagala rupa kaayaan tur cocoba nu tumiba, cai ngabogaan sifat anu wani sabab cai boga sifat pantang mundur. Nyanghareupan kaayaan dipalidkeun ka laut, cai turut kadarat cai likat, ditiup ku angin cai ngangin, dibendung ngabarung, nyanghareupan seneu ludeung, nyorang kanu poek daek, teugesna taya kasieun ringrang taya hariwang, sanggup nandingan ngalawan kanu dihandap ditengah boh anu disaluhureun kalayan papak.

Artinya:
Berani memiliki arti tidak mundur dari segala kondisi dan cobaan yang datang. Air memiliki sifat yang berani sebab air memiliki sifat pantang mundur, menghadapi kondisi di turunkan ke laut, di turunkan ke darat, di masukan ke lumpur, di tiup angin, di bendung air menampung, air menghadapi api tidak takut, sendiri di kegelapan berani. Intinya tidak ada takut dan bimbang, sanggup bertanding melawan yang di bawah, di tengah dan di seluruh semua yang rata.

Jika kita manusia memiliki sifat air yang berani maka kita akan mencapai sukses, kepercayaan pada diri bahwa kita harus berani menghadapi segala kondisi baik sedih, masa sulit, menderita, masa bahagia siap dalam kondisi apa pun.
Sifat air berani harus menjadi cermin untuk dapat kita terapkan dalam nilai kehidupan kita sebagai nilai budi yang luhur. Keberanian yang positif membuat kita cepat maju dalam segala usaha, tidak takut gagal, tidak lemah. Keberanian adalah sifat baik yang melawan rasa takut dalam diri manusia.
.
7. ASIH (KASIH)
Cai anu asalna tina maha asih anu ngawaris sifat-sifat asih tur mintonkeun mere manfaat kasasama mahluk, asihna cai mere walatra ngabagi sakabeh mahluk nu ker kahausan, cai bisa mere kasegaran, keur kokotor cai bisa dipake ngabersihan, keur patani cai bisa mere kasuburan, ker mahluk cai bisa mere kahuripan, keur mahluk didarat kitu keneh. Sagala kaayaan disanghareupan ku cai make dadasar kaasih, handap asor tenang jeung pasti.

Artinya
Air berasal dari yang Maha Asih yang mewarisi sifat-sifat asih dan menampilkan memberi manfaat ke sesama mahluk. Kasih air memberi, membagi kesemua mahluk yang lagi kehausan, untuk mahluk air dapat memberi kehidupan, untuk mahluk di darat begitu juga. Segala keadaan di hadapi memakai dasar sifat kasih, merendah, tenang dan pasti.

Jika sifat kasih ini di menjadi nilai budi pengerti oleh manusia maka akan membawa damai, penuh cinta, kepedulian, empati. Ajaran budaya Sunda yang utama adalah “Welas asih” kepada semua mahluk Tuhan dan itu di sebut ajara Siliwangi.

8.SADAR, SABAR TUR TAWAKAL (SADAR, SABAR DAN TAWAKAL)
Cai dikersakeun gumelarna ka alam dunya ku kersaning nu Maha Kawasa kalayan ngemban tugas ngaping kahirupan, dibere tugas sakitu beratna cai tetep tumarima henteu ngajukeun naik banding atawa protes, sabab cai ngaboga sifat sadar, sabar salaku abdi gusti pikeun ngawula kasasama mahluk. Kamanusa cai dipake sagala rupa keur kabutuhan hirupna, tapi cai sabar tumarima kana takdirna, teu humandaeur tapi geuten babakti, dijieun bahan inummeun, dipake masak, dipake kukumbah, dialirkeun ka kolomberan, diasupkeun kana septithank, dipake mereusihan kokotor dipake, pani’is mesin, dipake jeung dijieun pusat tanaga listrik jeung sajabana, diteudunna kabeh ku cai, Demi sifat tawekalna cai katingal dina tarekahna ciibun janari nu digelarkeun ku angin peuting neangan jalan pangbalikan ka alam asal nyaeta laut. Salila dialam darat sakeclak cai mangihan mangpirang-pirang kageunah jeung katugenah ti mimiti cicing ditempat nu samulya-mulyana (pangmulyana), nepi ka cicing ditempat anu dipikageuleuh, tapi manehna teu poho kana tujuan mimiti nyaeta balik deui ka laut, emut ka tempat asalna ngajadi. Katawalan cai sanggup ngungkulan sagala bangbaluh dimana pinanggih jeung halangan, cai nihtiar ngumpulkeun wewesana sangkan bisa lepas tina hahalangan, kitu saterusna nepi sakeclak cai balik deui ka asal nyaeta laut bari mawa mang rupa-rupa sagala hasil,

Artinya :
Air di taksirkan hadir di alam dunia atas kehendak yang Maha Kuasa. Air mengemban tugas menjaga kehidupan, di beri tugas begitu berat, air tetap menerima tidak protes sebab air memiliki sifat sadar dan sabar. Air salah satu abdi Tuhan untuk melayani sesama makhluk. Oleh manusia air di pakai untuk segala rupa, untuk kebutuhan hidup tapi air sabar menerima takdir, semangat berbakti. Di buat bahan minuman, dipakai masak, dipakai mencuci, dipakai membersihkan yang kotor, untuk mendinginkan mesin, dipakai untuk pusat tenaga listik dan yang lainnya di kerjakan semua oleh air. Sifat tawakalnya air terlihat dari prilaku air embun, pagi di gerakan oleh angin, malam mencari jalan pulang alam asal yaitu laut. Selama di dalam darat setetes air menemukan berbagai kenikmatan dan ketidak enakan dari awal diam di tempat yang semula paling mulya sampai diam di tempat yang kotor tapi air tidak lupa kepada tujuan awal yaitu pulang ke laut, ingat ke tempat asalnya. Di jadikan air sanggup menjalankan segala permasalahan di mana menemukan halangan, air dapat menyelesaikan yang jadi penghalangnya. Begitu seterusnya sampai setetes air kembali lagi ke asal yaitu laut, sambil membawa bermacam-macam semua hasil.

Sifat air yang sadar, sabar, dan tawakal merupakan cerminan nilai budi, moral, serta etika yang dapat menjadi pedoman hidup manusia di dunia. Sadar adalah nilai budi utama yang harus dimiliki setiap manusia, karena kesadaran akan asal dan tujuan hidup akan menjauhkan kita dari sifat angkuh dan sombong. Sabar menuntun manusia untuk menahan diri, menundukkan nafsu, dan menghadapi kehidupan dengan ketenangan. Sementara tawakal mengajarkan keikhlasan dan kepasrahan dalam menerima setiap takdir, baik dalam suka maupun duka.

Apabila sifat-sifat air ini tumbuh dalam diri manusia, maka manusia akan memahami hakikat dirinya-dari mana ia berasal dan ke mana ia akan kembali. Inilah inti ajaran nilai budi Sunda untuk mencapai kesempurnaan lahir dan batin, sebagaimana ungkapan leluhur: “mulih kejati, mulang ka asal sampurna”-kembali kepada hakikat, pulang menuju kesempurnaan.

Kini, di berbagai belahan dunia, kita menyaksikan banyak bencana yang disebabkan oleh air: banjir bandang, tanggul jebol, dan meluapnya sungai yang menenggelamkan permukiman. Namun, air bukanlah makhluk jahat yang ingin menghukum manusia. Air hanya menjalankan kodratnya sebagai ciptaan Tuhan. Bencana itu terjadi karena kerusakan lingkungan akibat keserakahan manusia-penebangan hutan, pendangkalan danau, perusakan gunung dan sungai-sehingga air kehilangan tempatnya untuk berdiam sebagaimana mestinya.

Air kini seakan sedang mencari jalan pulang, menuruni bumi dari tempat tinggi menuju tempat rendah, kembali ke laut sebagai asalnya. Dalam perjalanan itu, air tetap menjalankan tugas kodratinya sebagaimana diperintahkan Sang Pencipta.

Semoga renungan ini menyadarkan kita bahwa air adalah wali Tuhan, zat suci yang membawa kehidupan sekaligus peringatan. Air memiliki karakter, kesadaran, dan kehendak alami yang patut dipahami manusia. Jika manusia mampu meneladani sifat air-sadar, sabar, dan tawakal-maka hidup akan selaras dengan hukum alam, tercipta harmoni antara manusia dan semesta, serta terwujud keseimbangan kehidupan yang sejati.
Eling lan Waspada!!

Tanggal 4 November 2025
Kaping 6s, sasih Setra, taun 1962 Caka Sunda
Penulis : Ambu Rita Laraswati
YAYASAN SUNDA13BUHUN

Berita Terkait

Air Bersih, Upeti, dan Kekacauan Regulasi: Menguliti Polemik PAM JAYA-PPK Kemayoran
Duit Sitaan Koruptor, Ujian Janji Keadilan
Darurat Kedaulatan Ekonomi Indonesia
Mengurai Mitos Kebal Hukum: Ketika Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran (PPK Kemayoran) Dikatakan “Tak Tersentuh”
Pertumbuhan 5 Persen, Tapi Siapa yang Untung?
Pahlawan atau Pengampunan Politik yang Tertunda
Marak Debitur Dijerat Pasal Penggelapan Objek Fidusia, Pakar Hukum: “Jangan Campur Urusan Perdata dengan Pidana”
Pengamat Hukum Didi Sungkono: Pemimpin yang Ditolak Rakyat Sebaiknya Mundur Secara Ksatria
Berita ini 66 kali dibaca
4 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Berita Terkait

Kamis, 6 November 2025 - 04:03

Air Bersih, Upeti, dan Kekacauan Regulasi: Menguliti Polemik PAM JAYA-PPK Kemayoran

Kamis, 6 November 2025 - 03:30

Duit Sitaan Koruptor, Ujian Janji Keadilan

Rabu, 5 November 2025 - 19:27

Darurat Kedaulatan Ekonomi Indonesia

Rabu, 5 November 2025 - 19:03

Mengurai Mitos Kebal Hukum: Ketika Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran (PPK Kemayoran) Dikatakan “Tak Tersentuh”

Rabu, 5 November 2025 - 17:56

Rampas Uang, Tutup Mata Korupsi Negara

Rabu, 5 November 2025 - 17:24

Pahlawan atau Pengampunan Politik yang Tertunda

Selasa, 4 November 2025 - 16:56

Pengamat Hukum Didi Sungkono: Pemimpin yang Ditolak Rakyat Sebaiknya Mundur Secara Ksatria

Selasa, 4 November 2025 - 16:29

UIN Jakarta Kucurkan Rp2,85 Miliar Beasiswa untuk Dosen dan Tendik: Dorong Kualitas SDM dan Layanan Kampus

Berita Terbaru

Hukum

Duit Sitaan Koruptor, Ujian Janji Keadilan

Kamis, 6 Nov 2025 - 03:30

Berita

Darurat Kedaulatan Ekonomi Indonesia

Rabu, 5 Nov 2025 - 19:27

Berita

Rampas Uang, Tutup Mata Korupsi Negara

Rabu, 5 Nov 2025 - 17:56

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x