Dies Natalis ke-67, FH UKI Hasilkan Generasi Emas yang “Berani” Bermutu, Mandiri dan Inovatif

- Penulis

Selasa, 28 Oktober 2025 - 14:00

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Spread the love

Jakarta, Majalahjakarta.com – Peran kampus sangat besar dalam mendukung terciptanya Indonesia Emas 2045. Salah satunya dengan menghasilkan generasi emas yang unggul dan mampu bersaing hingga level global.

Seperti yang dilakukan Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia (FH UKI). Dalam Dies Natalis ke-67 di Gedung AB UKI, bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, FH UKI mempertegas komitmennya menghasilkan generasi emas yang bermutu, mandiri dan inovatif (BERANI) menjadi Macan Asia bahkan dunia.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Generasi emas Indonesia adalah cita-cita besar bangsa untuk melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul, mandiri, dan inovatif. Semangat ini juga menjadi landasan bagi dunia pendidikan tinggi dalam menyiapkan para pemuda/pemudi yang berkarakter, berdaya saing serta siap berkontribusi bagi pembangunan bangsa.

“FH UKI menargetkan pada 2030 akan menjadi Macan di kawasan Asia, baik melalui kualitas pendidikan maupun kiprah para alumninya,” kata Dekan FH UKI Dr. Hendri Jayadi Pandiangan, SH., MH., dalam keterangan persnya, di Jakarta, hari ini.

Dijelaskan, kini FH UKI telah meraih akreditasi Unggul, akreditasi internasional dan sudah meraih sertifikat ISO untuk layanan pendidikan.

“Semua itu, tidak ujug-ujug jatuh dari langit, melainkan perjuangan mulai dari jajaran pimpinan, dosen, para staf, mahasiswa, dan alumni,” terangnya.

Diketahui, FH UKI resmi berdiri pada tahun 1958. Melalui Tridharma Perguruan Tinggi yaitu, pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, FH UKI berkomitmen melahirkan lulusan yang bermutu, mandiri, dan inovatif sebagai wujud nyata visi dan misi Fakultas dalam mewujudkan generasi Emas Indonesia.

Menurut Hendri, semua pihak di FH UKI memiliki semangat yang luar biasa. “Saya berharap FH UKI terus bisa menghasilkan generasi emas yang memberi dampak positif bagi perkembangan hukum di Indonesia,” imbuhnya.

Baca Juga:  Restoran Kungfu Live Seafood Bekasi Jalin Kemitraan Strategis dengan PK-TREN Indonesia

Baginya, Dies Natalis FH UKI ke-67 adalah wujud ucapan syukur kepada Tuhan bahwa kehadiran kita dipercaya, baik oleh mahasiswa maupun alumni.

Hendri mengajak semua pihak untuk memegang filosofi ‘Berani’ yakni, bermutu, mandiri, dan inovatif. “Terus tingkatkan skill, baik akademik maupun karakter. Saat ingin mencapai puncak kita butuh skill dan nilai-nilai UKI seperti, rendah hati, berbagi, peduli, bertanggungjawab, disiplin, professional, dan berintegritas. Sementara ketika sudah diatas, karakter harus kuat,” urainya.

Dia mendorong lulusan UKI tidak hanya bekerja pada orang lain, tapi bisa menciptakan bisnis dan berjiwa enterpreneur.

Terkait penggabungan Magister dan Doktor Hukum ke dalam FH UKI, yang tadinya masuk pada Program Pasca Sarjana, Hendri beranggapan itu menjadi tonggak baru kolaborasi yang bakal membuat UKI makin hebat lagi.

Seperti diketahui, FH UKI resmi berdiri pada tahun 1958. Melalui Tridharma Perguruan Tinggi yaitu, pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, FH UKI berkomitmen melahirkan lulusan yang bermutu, mandiri, dan inovatif sebagai wujud nyata visi dan misi Fakultas dalam mewujudkan generasi Emas Indonesia.

Tampak hadir pada Dies Natalis ke-67, Thomas Tampubolon (Pengurus Yayasan UKI), Prof. Dr. Dhaniswara K. Harjono (Rektor UKI), DR. Hulman Panjaitan (Wakil Rektor), Prof. Dr. John Pieris (Guru Besar Hukum Tata Negara UKI), Dr. Jimmy Simanjuntak (Ketua Senat FH UKI), Dr. Tomson Situmeang, (Wakil Dekan), dan lainnya. (lian)

Berita Terkait

Darurat Kedaulatan Ekonomi Indonesia
Mengurai Mitos Kebal Hukum: Ketika Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran (PPK Kemayoran) Dikatakan “Tak Tersentuh”
Rampas Uang, Tutup Mata Korupsi Negara
Pertumbuhan 5 Persen, Tapi Siapa yang Untung?
Pahlawan atau Pengampunan Politik yang Tertunda
Marak Debitur Dijerat Pasal Penggelapan Objek Fidusia, Pakar Hukum: “Jangan Campur Urusan Perdata dengan Pidana”
Pengamat Hukum Didi Sungkono: Pemimpin yang Ditolak Rakyat Sebaiknya Mundur Secara Ksatria
UIN Jakarta Kucurkan Rp2,85 Miliar Beasiswa untuk Dosen dan Tendik: Dorong Kualitas SDM dan Layanan Kampus
Berita ini 7 kali dibaca
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Berita Terkait

Rabu, 5 November 2025 - 19:03

Mengurai Mitos Kebal Hukum: Ketika Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran (PPK Kemayoran) Dikatakan “Tak Tersentuh”

Rabu, 5 November 2025 - 17:56

Rampas Uang, Tutup Mata Korupsi Negara

Selasa, 4 November 2025 - 16:56

Pengamat Hukum Didi Sungkono: Pemimpin yang Ditolak Rakyat Sebaiknya Mundur Secara Ksatria

Selasa, 4 November 2025 - 16:11

Apel Pagi di Lapas Banda Aceh: Momentum Disiplin dan Apresiasi Pegawai Teladan

Selasa, 4 November 2025 - 15:54

Jakarta Jadi Kota Kedua Terbanyak Pembeli Jersey Persib

Selasa, 4 November 2025 - 12:10

Status DKI Berubah Menjadi DKJ Arah Kebijakan Hukum Publik Jakarta Utara

Selasa, 4 November 2025 - 11:32

Kebijakan Pelabuhan Dimata Hukum DKJ Di Jakarta Utara

Selasa, 4 November 2025 - 10:53

Politik Hukum Dalam Regulasi Kebijakan Dimata Hukum Publik

Berita Terbaru

Berita

Darurat Kedaulatan Ekonomi Indonesia

Rabu, 5 Nov 2025 - 19:27

Berita

Rampas Uang, Tutup Mata Korupsi Negara

Rabu, 5 Nov 2025 - 17:56

Berita

Pertumbuhan 5 Persen, Tapi Siapa yang Untung?

Rabu, 5 Nov 2025 - 17:41

Kebangsaan

Pahlawan atau Pengampunan Politik yang Tertunda

Rabu, 5 Nov 2025 - 17:24

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x