Panduan Cerdas Bunda Jaga Anak Digital

- Penulis

Selasa, 4 November 2025 - 09:43

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Spread the love

Jakarta, Majalahjakarta.com – Di tengah keriuhan anak-anak menggenggam gawai dan menjelajah dunia maya tanpa batas, muncul secercah harapan bagi para orang tua. Melalui situs TunasDigital.id yang diluncurkan Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi), para bunda kini memiliki panduan praktis dan inspiratif untuk mendampingi si kecil menjelajah dunia digital dengan aman, sehat, dan penuh kasih.

Pagi itu, di sebuah aula di Jakarta, ribuan bunda duduk dengan raut wajah antusias. Mereka bukan menghadiri seminar parenting biasa, melainkan peluncuran situs TunasDigital.id platform baru dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) yang ditujukan bagi para orang tua agar bisa mendampingi anak-anak di dunia maya. Acara bertajuk “Aman dan Sehat Digital Sejak Dini” ini berlangsung hangat, dengan atmosfer kebersamaan dan semangat baru membangun keluarga digital yang berdaya. (infopublik.id)

Di era ketika layar menjadi bagian hidup anak-anak, TunasDigital.id hadir sebagai panduan praktis untuk orang tua. Di dalamnya terdapat beragam modul, tips, dan cerita inspiratif yang mengajarkan cara memilih aplikasi aman, memahami konten negatif, hingga membangun komunikasi positif dengan anak. Situs ini juga memberi ruang bagi para bunda untuk berbagi pengalaman, saling belajar, dan menumbuhkan budaya digital yang bijak. (komdigi.go.id)

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid, ibu memiliki peran vital dalam melindungi anak-anak di ruang digital. “Bunda-bunda yang sadar bahwa ada masalah dan mau membenahi, itu sudah langkah besar. Karena masih banyak yang membiarkan anak-anaknya memakai internet tanpa pengawasan,” ujarnya dalam sambutannya di acara peluncuran. (infopublik.id)

TunasDigital.id lahir bukan hanya sebagai gerakan moral, tetapi juga langkah konkret dari pemerintah dalam implementasi PP Nomor 17 Tahun 2025 tentang tata kelola penyelenggaraan sistem elektronik dalam pelindungan anak. Kehadirannya menjadi bentuk nyata kolaborasi antara negara dan keluarga dalam menciptakan ruang digital yang aman, ramah, dan mendidik bagi generasi muda. (infopublik.id)

Dari balik panggung, tampak sejumlah ibu saling berdiskusi tentang cara mendampingi anak-anak mereka. Salah satunya, Euis Latifa, seorang guru TK dari Bekasi, mengaku terbantu dengan panduan yang tersedia. “Selama ini saya bingung menjelaskan bahaya internet ke anak. Di situs ini, ada panduan dengan bahasa sederhana dan video pendek yang bisa langsung saya pakai di rumah,” ujarnya dengan mata berbinar. (infopublik.id)

Kehadiran platform ini juga sejalan dengan semangat Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi, yang menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor: keluarga, sekolah, dan komunitas. Setiap orang tua diajak tidak hanya mengawasi, tapi juga berpartisipasi aktif dalam membentuk karakter digital anak. Menurut pakar literasi digital Irwan Sembiring, pengawasan yang baik bukan tentang melarang, melainkan mendampingi. “Anak-anak butuh teman di dunia digital, bukan penjaga yang menakutkan,” katanya dalam sesi diskusi. (idntimes.com)

Baca Juga:  DR B Hartono SH, SE, SE Ak, MH, CA Adanya Ketegasan aparat penegak hukum Memberantas Premanisme Jangan Buat Masyarakat Resah dan Takut

Fitur-fitur yang disediakan TunasDigital.id dirancang sederhana namun efektif. Ada modul keluarga, kuis literasi digital, dan cerita inspiratif bunda. Platform ini mengajak orang tua untuk membangun komunikasi dua arah dengan anak, membahas apa yang mereka tonton, game yang dimainkan, serta siapa teman online mereka. Semangatnya bukan mengontrol, melainkan mengarahkan. Di situlah esensi pengasuhan digital sejati. (komdigi.go.id)

Lebih dari dua ribu peserta hadir langsung dalam peluncuran, sementara ribuan lainnya mengikuti secara daring. Acara ini menghadirkan suasana yang hangat: ada sesi curhat, diskusi ringan, hingga permainan interaktif tentang etika digital anak. Kesan yang tertinggal bukan sekadar acara formal, melainkan momentum kebersamaan antara pemerintah dan masyarakat dalam menjaga masa depan anak-anak Indonesia. (infopublik.id)

Selain panduan dan tips, situs ini juga menyediakan kanal edukasi visual yang menarik bagi anak-anak, seperti video dongeng digital yang sarat pesan moral. Ini menjadi bentuk pendekatan kreatif agar literasi digital tidak terasa menggurui. Anak-anak diajak memahami nilai-nilai tanggung jawab, kejujuran, dan empati di dunia maya bukan lewat ceramah, tapi lewat cerita yang menyenangkan.

Lebih jauh, peluncuran TunasDigital.id memperlihatkan kesadaran baru bahwa keamanan digital anak bukan hanya urusan rumah tangga, tapi isu publik yang memerlukan kebijakan, teknologi, dan budaya yang berpihak pada anak. Dunia maya, jika dikelola dengan cinta dan pengetahuan, bisa menjadi taman bermain yang aman, bukan ladang bahaya.

Sebagai penutup, Menteri Meutya Hafid menegaskan pesan moral yang menyentuh: “Teknologi tidak bisa dihentikan, tapi nilai bisa kita tanamkan. Orang tua adalah benteng pertama agar anak-anak kita tumbuh cerdas, beretika, dan berdaya di dunia digital.” Pesan ini menegaskan kembali bahwa kunci dari literasi digital bukan pada teknologi, melainkan pada kehangatan keluarga yang mendampingi. (infopublik.id)

Melalui TunasDigital.id, para bunda kini tidak lagi merasa sendiri dalam menghadapi derasnya arus digital. Mereka memiliki kompas baru—panduan yang tidak hanya mengajarkan cara melindungi anak, tetapi juga menginspirasi untuk menciptakan hubungan yang lebih hangat, terbuka, dan cerdas bersama teknologi. Jika setiap keluarga mau memulai dari rumah, maka dunia digital bukan lagi rimba yang menakutkan, melainkan taman belajar yang menumbuhkan masa depan generasi emas Indonesia.

Dwi Taufan Hidayat

Berita Terkait

Darurat Kedaulatan Ekonomi Indonesia
Rampas Uang, Tutup Mata Korupsi Negara
Pertumbuhan 5 Persen, Tapi Siapa yang Untung?
Pahlawan atau Pengampunan Politik yang Tertunda
Marak Debitur Dijerat Pasal Penggelapan Objek Fidusia, Pakar Hukum: “Jangan Campur Urusan Perdata dengan Pidana”
Pengamat Hukum Didi Sungkono: Pemimpin yang Ditolak Rakyat Sebaiknya Mundur Secara Ksatria
Apel Pagi di Lapas Banda Aceh: Momentum Disiplin dan Apresiasi Pegawai Teladan
Jakarta Jadi Kota Kedua Terbanyak Pembeli Jersey Persib
Berita ini 9 kali dibaca
4 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Berita Terkait

Kamis, 6 November 2025 - 04:03

Air Bersih, Upeti, dan Kekacauan Regulasi: Menguliti Polemik PAM JAYA-PPK Kemayoran

Kamis, 6 November 2025 - 03:30

Duit Sitaan Koruptor, Ujian Janji Keadilan

Rabu, 5 November 2025 - 19:27

Darurat Kedaulatan Ekonomi Indonesia

Rabu, 5 November 2025 - 19:03

Mengurai Mitos Kebal Hukum: Ketika Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran (PPK Kemayoran) Dikatakan “Tak Tersentuh”

Rabu, 5 November 2025 - 17:56

Rampas Uang, Tutup Mata Korupsi Negara

Rabu, 5 November 2025 - 17:24

Pahlawan atau Pengampunan Politik yang Tertunda

Selasa, 4 November 2025 - 16:56

Pengamat Hukum Didi Sungkono: Pemimpin yang Ditolak Rakyat Sebaiknya Mundur Secara Ksatria

Selasa, 4 November 2025 - 16:29

UIN Jakarta Kucurkan Rp2,85 Miliar Beasiswa untuk Dosen dan Tendik: Dorong Kualitas SDM dan Layanan Kampus

Berita Terbaru

Hukum

Duit Sitaan Koruptor, Ujian Janji Keadilan

Kamis, 6 Nov 2025 - 03:30

Berita

Darurat Kedaulatan Ekonomi Indonesia

Rabu, 5 Nov 2025 - 19:27

Berita

Rampas Uang, Tutup Mata Korupsi Negara

Rabu, 5 Nov 2025 - 17:56

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x