Jakarta, Majalahjakarta.com – Empat organisasi masyarakat menandai peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97 dengan menabuh dan meluncurkan gerakan “Gong Rakyat Melawan Korupsi”, Senin (28/10/2025), di Jakarta. Gerakan ini mengusung semangat baru bagi generasi muda untuk bersatu melawan praktik korupsi yang dinilai semakin mengakar di berbagai lini kehidupan bangsa.
Presiden LSM LIRA sekaligus Ketua Umum Ormas Masyarakat Madura Asli (Madas) Nusantara, KRH HM. Jusuf Rizal, menegaskan bahwa pemuda masa kini tak cukup hanya berpegang pada semangat “Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa”.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Pemuda Indonesia harus punya satu tekad baru: Satu Tekad Melawan Korupsi. Korupsi telah membuat generasi muda menjadi korban keserakahan. Akibatnya, pengangguran meningkat dan kesenjangan sosial makin lebar,” ujar Jusuf Rizal.
Empat organisasi yang menginisiasi gerakan ini antara lain LSM LIRA (Lumbung Informasi Rakyat), Madas Nusantara, Federasi Serikat Pekerja Transport Seluruh Indonesia (FSPTSI), dan Perkumpulan Wartawan Media Online Indonesia (PWMOI).
Keempatnya sepakat bahwa perjuangan melawan korupsi tidak bisa hanya diserahkan kepada aparat penegak hukum, tetapi harus menjadi gerakan rakyat.
Darurat Korupsi dan Panggilan Moral
Jusuf Rizal, aktivis asal Pamekasan, Madura, menyebut bahwa Indonesia sedang berada dalam situasi darurat korupsi.
“Korupsi terjadi di mana-mana-dari desa hingga kota, dari legislatif, eksekutif sampai yudikatif. Virus ini telah menyerang sendi-sendi negara,” katanya.
Ia menilai pemberantasan korupsi di era pemerintahan sebelumnya belum memberikan hasil nyata. “Alih-alih memberantas, praktik korupsi justru makin subur. Revolusi mental melahirkan sumber daya manusia korup, utang negara menumpuk, dan kekayaan bangsa jadi pesta oligarki,” ujarnya.
Generasi Emas Tanpa Mental Korup
Momentum Hari Sumpah Pemuda dianggap tepat untuk menyalakan kembali api perjuangan antikorupsi.
“Jika Indonesia ingin melahirkan Generasi Emas 2045, maka syarat utama adalah mencetak generasi antikorupsi. Percuma punya bonus demografi jika mentalnya rapuh dan mudah tergoda praktik kotor,” kata Jusuf Rizal.
Ia mengingatkan bahaya laten pengikisan moral generasi muda oleh gaya hidup hedon, judi online, hingga penyalahgunaan narkoba. “Semua itu berpotensi merusak fondasi bangsa dan melemahkan semangat kebangsaan,” tambahnya.
Ajakan untuk Bersatu
Jusuf Rizal menyerukan agar masyarakat turut menjadi pengawas di lingkungannya masing-masing.
“Mulai hari ini, rakyat harus ikut menjadi mata dan telinga bangsa. Awasi setiap ruang yang berpotensi disalahgunakan. Rampas aset para koruptor karena mereka adalah benalu negeri,” tegasnya.
Gerakan Gong Rakyat Melawan Korupsi diharapkan menjadi wadah moral yang mendorong kolaborasi antara rakyat, media, pekerja, dan ormas untuk mendukung pemerintahan yang bersih serta berpihak kepada kepentingan publik.(Red)

















