Jakarta, Majalahjakarta.com – Selamat jalan, sahabat perjuangan Bang Johnson Panjaitan.
Kita melepas dengan doa dan harapan agar damai kekal menyertaimu di hadapan Tuhan kita.
Johnson S. Panjaitan, aktivis hukum, hak asasi manusia dan demokrasi Indonesia yang teguh dan konsisten, telah meninggalkan kita pagi ini, Minggu 26 Oktober 2025, di RS PON Cawang, Jakarta Timur.
Jenazah akan disemayamkan di Rumah Duka RS UKI Cawang, Jakarta Timur, dan akan dimakamkan hari ini di TPU Pondok Kelapa, Jakarta Timur. Berangkat pukul 15.00 dari rumah duka.
Pulangmu dalam damai, kembali ke pelukan Allah yang Maha Penyayang. Bang Johnson…
Dalam keheningan pagi itu, dunia advokasi hukum di Indonesia terhenyak. Seorang garda keadilan telah berpulang ke rumah Bapa di surga. Johnson Panjaitan bukan sekadar pengacara; ia adalah pelayan keadilan yang hidup berdasarkan iman iman Kristen yang mengajak untuk membela yang tertindas, menuntut yang benar, dan menjaga martabat manusia.
Sejak usia muda, Johnson sudah memilih jalan yang tak mudah. Dalam terang panggung pengacara dan aktivis, ia tak gentar menghadapi kasus-kasus yang berat: pelanggaran HAM, pembelaan kaum termarjinalkan, dan perjuangan demokrasi yang dicekam tantangan. Ia berjalan bukan karena gemerlap nama, tetapi karena panggilan hati dan keyakinan yang bersumber dari Injil: “Berbahagialah orang yang membawa damai.”
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketika tekanan datang, ia tak mundur. Ketika risiko meningkat, ia tetap maju. Karena ia memahami bahwa kebenaran bukan milik yang kuasa, melainkan milik yang setia pada keadilan. Dalam setiap ruang sidang, dalam setiap debat publik, Johnson berdiri sebagai suara untuk mereka yang tak memiliki suara dan dalam setiap tugas itu terpancar iman.
Pada detik-detik terakhirnya, ketika tubuh lelah dan waktu terasa mengejar, Johnson menutup mata dengan tenang. Ia telah menyerahkan rasa takut dan ego. Ia berbisik dalam hati: “Tuhan, Engkau tahu kasihku untuk keadilan dan Kebenaran.” Dan Tuhan menerima hamba-Nya.
Bagi keluarga, sahabat, dan rekan seperjuangan, kehilangan ini adalah luka besar. Tapi di balik duka ada keyakinan: bahwa Johnson kini telah memasuki istirahat Kekal di hadapan Kristus yang Ia layani. Sungguh “Ia yang memulai pekerjaan baik di dalammu, akan meneruskannya hingga pada hari Kristus Yesus.” (Filipi 1:6)
Semoga warisan Johnson Panjaitan—kepedulian tanpa kenal lelah, integritas tanpa kompromi, dan iman yang nyata dalam tindakan—terus hidup dalam setiap langkah pejuang keadilan di negeri ini. Semoga kita yang ditinggalkan dapat meneladani keberanian dan kesetiaannya, memperkuat suara untuk yang tak bersuara, dan menjaga keadilan sebagai bagian dari pelayanan iman kita.
Selamat jalan, Bang Johnson. Engkau telah menyelesaikan perlombaan dengan baik, menjaga imanmu hingga akhir, dan kini menanti mahkota kebenaran yang diberikan oleh Tuhan di hari yang kekal.
Narasi ini sebagai penghormatan atas dedikasi dan pengabdian Johnson S. Panjaitan dalam bidang hukum, hak asasi manusia dan demokrasi. Semoga menjadi refleksi dan inspirasi bagi kita semua.
Dwi Taufan Hidayat

















