Atambua, Majalahjakarta.com – Harapan panjang warga yang bermukim di bantaran Kali Talau, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, akhirnya mulai terwujud. Menjelang musim hujan tahun ini, Pemerintah Kabupaten Belu bersama DPRD setempat bergerak cepat menangani ancaman banjir dan longsor yang selama ini meresahkan warga.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Belu, Vincent Dalung, mengatakan pihaknya telah menurunkan alat berat untuk memulai pembangunan tanggul darurat di sepanjang aliran Kali Talau.
“Kami sudah turunkan alat berat dan segera mengeksekusi pekerjaan di lapangan. DPRD juga turut membantu secara swadaya, terutama dalam mobilisasi serta penyediaan bahan bakar solar,” ujar Dalung saat dihubungi di Atambua, Senin (13/10).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia menjelaskan, penanganan bantaran Kali Talau sejatinya merupakan kewenangan Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara di Kupang. Namun, Pemkab Belu bersama DPRD tetap berinisiatif untuk mengambil langkah cepat sembari menunggu realisasi dukungan anggaran dari pemerintah pusat.
Menurut Dalung, pemerintah daerah bersama DPRD Belu telah mengajukan proposal anggaran sebesar Rp4,5 miliar, dengan Rp1,5 miliar di antaranya dialokasikan khusus untuk pembangunan tanggul Kali Talau.
“Kita berharap ke depan tidak ada lagi tanggul darurat. Yang kita inginkan adalah tanggul permanen agar sawah, rumah, dan kehidupan masyarakat di RW 04 serta RT 14, 15, 26, dan 27 aman dari longsor maupun banjir,” ujarnya menegaskan.
Langkah cepat Pemkab Belu itu disambut hangat oleh warga bantaran Kali Talau. Salah seorang perwakilan masyarakat, Anis Koson, menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah memperjuangkan aspirasi mereka sejak 2022.
“Kami berterima kasih kepada Bupati Belu Willy Lay, Ketua DPRD Theodorus Feby Juang, para anggota DPRD Dapil I – Stanis Fahik (PSI), Yane Bone (PAN), dan Tony Luan (PKB) – serta Camat Kota Atambua Yohanes Moruk, Lurah Fatubenao Stefanus Pires, dan semua elemen masyarakat yang terlibat. Berkat mereka, perjuangan kami akhirnya mendapat jawaban,” ungkap Anis.
Dengan dimulainya pembangunan tanggul darurat tersebut, warga bantaran Kali Talau kini merasa lebih tenang menghadapi musim hujan. Mereka berharap pembangunan ini menjadi langkah awal menuju penanganan permanen yang lebih kokoh dan berkelanjutan demi keselamatan serta kesejahteraan bersama. (Lukas)

















